Jumat, 06 April 2012

Critical Theory (Teori Kritis) Dalam Olahraga

Olahraga lebih dari sekedar refleksi masyarakat. Critical Theory hadir dalam sosiologi belum begitu lama. Teori ini meliputi berbagai pendekatan termasuk di dalammnya pendekatan-pendekatan yang digunakan kaum Marxis, sossialis, faham feminisme, dan orang-orang yang berkiprah dalam penelitian budaya. Tetapi popularitas sangat terbataskarena teori ini sulit untuk dipahami dan digunakannya. Sekalipun demikian ada sejumlah orang yang menekuni sosiologi olahraga yakni nahwa kalau teori ini dipahami dan digunakan dengan benar, maka permasalahan-permasalahan besar yang selama ini dihadapi oleh para peneliti yang berlatarbelakang teori fungsional dan konflik pada saat memahami dan menjeaskan hubungan antara olahraga dan masyarakat dapat dihindari. Karena penagaruh kekuatan-kekuatan ekonomi dan sejarah telah diabaikan oleh para fungsionalis dan telah diperlakukan denagan ketentuan-ketentuan tertentu yang kaku oleh para penganut teori konflik, maka critical theory telah dibangun atas asumsi bahwa kekuatan-kekuatan ekonimi dan sejarah itu, namun pengaruh yang ditimbulkannya tunduk pada bagaimana orang (masyarakat) memahami dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, critical theory, mengenalinya bahwa keberadaan olahraga di masyarakat harus dijelaskan sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar kebutuhan masyarakat (sistem sosial) atau kebutuhan ekonomi kapitalis seperti yang sering ditemui di masyarakat, bahwa olahraga diguanakan sebagai sarana untuk berinteraksi dengan orang dan dengan melalui penggunaan kekuatan dan penguasaan atas sumber ekonomi, olaharaga telah dijadikan sebagai alat pemenuhan minat dan kesukaannya.


A. Pengertian Teori Kritis

Teori kritis adalah Teori yang menggunakan metode reflektif dengan melakukan kritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi sosial, politik atau ekonomiyang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaan. Teori kritis kental dengan pembelaan terhadap kalangan lemah.

B. Tujuan dari Teori Kritis

Pada mulanya Teori Kritis bertujuan menghilangkan berbagai bentuk dominasi dan mendorong kebebasan, keadilan dan persamaan. Teori ini menggunakan metode reflektif dengan cara mengkritik secara terus menerus terhadap tatanan atau institusi sosial, politik atau ekonomi yang ada, yang cenderung tidak kondusif bagi pencapaian kebebasan, keadilan, dan persamaam

C. Teori Marxist

Teori ini merupakan dasar teori komunisme modern. Karl Marx melihat dalammasyarakat kapitalis dimana hak milik atas alat-alat produksi dikuasai olehbeberapa gelintir orang saja (kaum borjuis) terjadi dominasi kaum borjuisatas kaum proletar. Dalam kondisi inilah terjadi penghisapan manusia atasmanusia lainnya.

Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum sementara hasil keringat mereka dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yangharus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dab penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk mensejahterakan kaumproletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx kaum proletarakan memberontak dan menuntut keadilan. Itulah dasar dari marxisme

D. Ciri Khas Teori Kritis dalam Olahraga

Teori kritis ini unik karena teori tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa nilainilai yang disebarkan olahraga dan konflik kepentingan yang ditimbulkannya di masyarakat terjadi secara serempak. Walaupun demikian, teori ini mencatat juga bahwa nilai-nilai yang disebarkan olahraga tersebut tidak pernah permanen, sehubungan dengan nilai-nilai tersebut didasari oleh proses negosiasi, kompromi, koersi (pemakssan) diantara kelompok-kelompok di masyarakat secara terus menerus. Dan sumber konflik kepentingan (interes)itu senantiasa berubah sejalan dengan adanya perubaan kekuatan ekonomi. Ini berarti bahwa hubungan antara olahraga dan masyarakat tidak pernah hanya sekali terwujud melainkan seanjang waktu. Perubahan tersebut seperti halnya perubahan pada sejarah dan perubahan pada dunia ekonomi. Hal ini membawa konsekuensi peubahan dalam pemerintahan, pendidikan, media, keluarga. Perubahan-perubahan itu meliputi juga pada perubahan pandangan tentang maskulinitas dan feminimitas, ras, dan etnis. Perpaduan perubahan ini berdampak pada diri setiap orang dan kelompok masyarakat yang setiap harinya melakukan aktivitas olahraga. Oleh karena itu, dari waktu ke waktu struktur dan organisasi olahraga di masyarakat menjadi beragam.

E. Fokus Para Peneliti Critical Theory dalam Olahraga

Para pendukung Critical theory berpendapat bahwa olahraga tidaklah seseerhana sebagai sumber inspirasi di masyarakat seperti apa yang diklaim ara fungsionalis, dan olahraga juga tidaklah sesederhana sebagai suatu alienasi dan suatu bentuk distorsi aktivitas fisik yang diakibatkan kepentingan ekonomi dan kekuasan seperti apa yang dijelaskan oleh para pendukung teori konflik. Olahraga dipahami oleh pendukung critical theory sebagai komponen hal lain di masyarakat, yang terus berjuan untuk tetap hidup di masyarakat. Udaha-usaha yang dilakukannya tersebut dipengaruhi juga oleh seberapa besar kekuatan dan ekonomi yang disumbangkan orang dan oleh seberapa besar hambatan dan kesempatan yang diciptakan orang dalam konteks social, politik, ekonomi di masyarakat. Sehubungan dengan itu menurut para pengikut critical theory olahraga senantiasa berubah seperti berubahnya minat, kekuasaan, dan ekonomi, serta segala perubahan yang terjadi dalam system social, politik, dan ekonomi. Karena prosesnya seperti itu, maka hubungan antara olahraga dan masyarakat adalah suatu ubungan yang dinamis. Kehadiran olahraga di masyarakat yang selalu berubah dari waktu ke waktukarena berbagai alasan. Untuk memahami ini para critical theorist berpendapat bahwa kita harus ekstra hati-hati dalam menguraikan bagaimana keterkaitan olahraga dengan proses menyeluruh pembangunan social di masyarakat. Singkatnya tujuan dari penelitian para critical theorist adalah perubahan. Dalam sosiologi olahraga ini berarti bahwa critical theorist memfokuskan penelitiannya pada Olahraga di masyarakat itu seperti apa. Bagaimana kesempatan dan pilihan-pilihan berolahraga di masyarakat (kelompok masyarakat) bisa beragam. Bagaimana perubahan-perubahan olahraga itu bias dianggap sebagai refleksi minat msyarakat. Kapan dan bagaimana olahraga bisa menjadi sebagai katalis perubahan di masyarakat secara keseluruhan. 

Sebagai contoh, ketika atlet memperoleh pengalaman buruk ( kebrutalan dan tindakan yang kurang manusiawi) da bukannya pengalaman yang penuh kreativitas dan ekspresi pada saat berolahraga, para critical theorist tertarik untuk meneliti ubungan anara pengalaman berolahraga dan karakteristik olahraga yang bersangkutan dengan kondisi dimana olahraga iu berlangsung. Tujuan dari penelitian tersebut adalah menemukan kemungkinan-kemungkinan macam olahraga yang bagaimana seharusnya dan menemukan alas an mengapa hal itu tidak tercapai, dan bagaimana agar olahraga yang diharapkan itu dapat tercapai di masa mendatang. Dengan penjelasan dan pemaparan di atas critical theory berkesimpulan bahwa olahraga lebih dari sekedar sustu refleksi masyarakat. Amun tentu saja seperti halnya dengan yang lain, olahraga juga memberikan nila-nilai penting yang dibutuhkan masyarakat. Selain itu menurut critical theory sifat perkembangan olahraga tidak selalu terjadi mengikuti aturan yang jelas dan rasional. Oleh karena itu untuk menjelaskan hubungan antar olahraga dan masyarakat bukanlah hal yang sederhana. Menurut penjelasan Hargreaves (1982) pada Coakley (1990:33), untuk memahami bagaimana olahraga mucul beragam di suatu masyarakat, para critical theorist mengawali penelitiannya dengan mempelajari proses bagaimana olahraga mempengaruhi keyakinan dan orientasi yang dikembangkan dan digunakan orang dalam kehidupannya. Sementara menurut Donnely (1988) pada Coakley (1990:33) para critical theorist tertarik juga untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan bagaimana dan kapan olahraga memiliki potensi untuk melahirkan perubahan pada kehidupan orang di masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar