Kamis, 07 Juni 2012

Permasalahan Guru Penjas di Sekolah dan Solusinya


Pendahuluan


       Manusia terdiri dari 2 unsur yang sangat penting yang apabila salahsatu unsurnya hilang atau tidak ada, maka tidak akan terwujud manusia demikian pula apabila salahsatu atau keduanya cacat/rusak maka tidak bisa pula dikatakan manusia yang utuh. Kedua unsur yang diceritakan tadi adalah Jasmani dan Rohani. Kedua unsur tadi dapat dikembangkan atau dilatih dengan berbagai cara atau pelatihan sesuai kebutuhan unsurnya. seperti kebutuhan rohani yang meliputi pendidikan agama, pendidikan morat dan etika, itu semua merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi guna untuk mengembangkan/memanfaatkan unsur rohani. 

      Unsur yang satu lagi yaitu unsur jasmani yang kebutuhannya dapat dicapai melalui pendidikan jasmani yang ada di sekolah. Sebetulnya kebutuhan jasmani itu sangat banyak sekali, karena mencakup semua kegiatan/aktivitas dalam kehidupannya oleh karena itu seharusnya mata pelajaran pendidikan jasmani itu menjadi mata pelajaran yang sangat diprioritaskan jika perlu ditambah jam pelajarannya. Tetapi kebanykan orang menilai mengenai pendidikan jasmani itu hanya berupa olahraga saja karena memang begitu yang diterapkan di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Mungkin kalau ditanya salah siapa atau salah dimana, maka jawaban saya adalah "salah semua dan salah di mana-mana". Maka tidak heran kalau kebanyakan orang beranggapan bahwa penjas itu "ya gitu-gitu aja" seperti olahraga., padahal olahraga (sport) merupakan bagian dari aktivitas jasmani. sehingga tujauan atau target untuk pendidikan jasmani tidak terpenuhi karena makna pendidikan jasmani nya saja sudah melenceng dari makna yang sesungguhnya. Jika makna/pemahaman sudah melenceng maka jangan harap tujuan nya pun akan tercapai.
      Dari ilustrasi di atas mengenai polemik pendidikan jasmani, terutama guru penjas di sekolah, sedikitnya ada permasalahan-permasalahan yang saya rangkum di bawah ini.

Permasalahan Guru Penjas di Sekolah:

  1. Kebanyakan orang (personil yang ada di sekolah) sudah salah faham mengenai konsep Pendidikan Jasmani. sehingga guru penjas yang faham pun ikut-ikutan dan menjalankan pembelajaran penjas seperti "gitu-gitu aja". mungkin kata kasarnya "Cari Aman" sehingga pendidikan jasmani pun kurang tercapai tujuannya dan kurang terlihat dampaknya/berkiprah bagi pendidikan di sekolah.
  2. Kebanyakan guru penjas di sekolah-sekolah sulit untuk memberikan materi dikarenakan sarana dan prasarana kebanyakan sekolah yang ada di Indonesia kurang mendukung untuk pembelajaran penjas, sehingga guru penjas harus memodifikasi peralatan yang ada untuk dijadikan pembelajaran,
  3. Guru penjas merasa bingung dikarenakan banyak keluhan dari guru-guru lain mengenai pelajaran penjas di sekolah, karena siswa kalau sudah belajar pelajaran penjas kebanyakan siswa ngantuk, bau badan, serta tidak bergairah untuk belajar lagi.
  4. Guru penjas bingung dikarenakan kalo ada kejuaraan/kompetisi olahraga, kepala sekolah selalu membebankan tugas itu kepada guru penjas, padahal tugas guru penjas hanya mendidik siswa ketika di sekolah bukan untuk melatih olahraga..
  5. Citra guru penjas sudah tercemar dikarenakan banyak kejadian bahwa guru penjas itu suka mencari uang/berbisnis pada proses pembelajaran materi. Misalkan dengan memungut biaya yang tidak rasional kepada siswa ketika renang atau yang lainnya, padahal tidak semua guru penjas melakukan perbuatan itu.
  6. Guru penjas sering dilecehkan mengenai pembelajarannya oleh guru lain ataupun pihak lain dikarenakan cara mengajarnya cukup mudah sekali, istilah kerennya tinggal pegang peluit lalu duduk santai sambil mengawasi. Padahal makna yang sebenarnya mengenai pendidikan jasmani itu sangat luas dan rumit tidak sebatas permainan olahraga saja, tetapi mencakup seluruh kehidupan siswa/orang dalam melakukan kegiatan sehari-harinya.
  7. Kebanyakan guru penjas sangat kurang sekali kemampuannya dalam hal menganalisis data statistik, menyusun Standar kompetennsi,  kompetensi dasar, dan lain sebagainya. Dikarenakan guru penjas dulu sangat kurang sekali pemahamannya. Tapi tidak sedikit guru penjas sekarang yang mahir dalam hal itu.

Solusi dari Permasalahan Guru Penjas di Sekolah

  1. Mengenai konsep penjas yang sudah melenceng sedikit tetapi dampaknya sangat fatal karena tergelincirnya pemahaman konsep itu bisa menimbulkan dampak yang sangat berarti. Dalam hal ini khususnya pemahaman kebanyakan orang mengenai konsep Pendidikan Jasmani ini sudah meluas sekali. Kalau ditelusuri dari mana sumber melencengnya maka akan terjawab. baik kesalahan di zaman dahulu maupun kesalahan orang-orang sekarang yang enggan merubah atau ketidakmampuan karena akibat sudah meluasnya pemahaman konsep ini sehingga ada segelintir orang yang mau mengubah/meluruskannya, tetapi kurang "tenaga" dalam melaksankannya, sehingga sampai detik ini pun usaha itu masih belum tercapai karena usaha ini merupakan usaha yang sangat..sangat..sangat berat sekali. saran saya selaku penulis adalah: seperti kata-kata bijak "bersatu kita teguh bercerai kita runtuh" itulah senjata untuk permasalahan ini. Maksudnya adalah untukmeluruskan konsep menganai penjas maka kita semua selaku pelaku/pihak-pihak yang terkait mengenai penjas harus bersatu untuk meluruskan konsep kemudian bersatu untuk mensosialisasikannya mulai dari dunia pendidikan yang sekolah mulai dari jenjang Sekolah Dasar, Menengah, hingga perguruan tinggi. semuanya harus bersatu untuk mencapai tujuan yang sama, maka dengan cara ini mungkin permasalahan ini bisa diatasi.
  2. Dalam urusan sarana dan prasarana yang mendukung mata pelajaran penjas, peralatan yang dibutuhkan sebenarnya cukup banyak, karena pendidikan jasmani maknanya adalah pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari yang akan dialami oleh setiap orang. Misalkan siswa diajarkan berlari, supaya jika suatu hari dikejar anjing, maka orang itu bisa berlari, dan jika diajarkan berguling itu dimaksudkan jika suatu hari jatuh maka supaya aman jatuhnya berguling. Maka peralatan penjas harus mendukung semua proses pembelajaran tidak hanya bola voly, bola basket, dll, tetapi banyak sekali peralatan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan siswanya selama pembelajaran, jadi tidak hanya sebatas peralatan olahraga saja melainkan peralatan aktivitas jasmani juga harus terpenuhi.
  3. Untuk masalah ini mengapa siswa setelah pelajaran penjas bawaannya ngantuk, malas, bau dan lain sebagainya? Hal ini dikarenakan setelah aktivitas jasmani bisa berupa olahraga atau yang lainnya, pasti sudah itu berkeringat, capek, dan bawaanya ngantuk melulu. Ini terjadi karena kebanyakan sekolah yang ada di Indonesia tidak tersedianya ruang ganti dan kamar mandi yang memadai. Jika di sekolah ada ruang ganti dan kamar mandi yang memadai maka setelah pelajaran penjas bisa mandi dulu sehingga setalah itu semangat siswa bisa bangkit lagi untuk belajar sehingga selain menambah kesehatan hal itu juga berguna untuk mendukung pembelajaran mata pelajaran yang lain. Seperti di negara lain misalkan Jepang, Amerika dan lain sebagainya yang sudah ada fasilitas seperti itu.
  4. Kepala sekolah selalu membebankan kejuaraan/kompetisi olahraga kepada guru penjas, padahal untuk masalah ini bukan bidang garapan guru penjas, tetapi ini tugas pelatih. Hal ini terjadi mungkin kepala sekolah tersebut kurang memahami makna penjas yang dipikiran kepala sekolah bahwa penjas itu sama dengan olahraga padahal itu beda, penjas lebih luas maknanya yakni segala kegiatan/aktivitas yang berhubungan dengan jasmani maka itu dinamakan aktivitas jasmani sedangkan olahraga merupakan bagian dari aktivitas jasmani. Jadi kalo ada kejuaraan hendaknya kepala sekolah mempersiapkan pelatih yang yang berkualitas, bukan guru penjas dijadikan pelatih, karena itu bukan bidang garapannya. Tetapi tidak sedikit sekolah yang sudah ngerti masalah ini mungkin kepala sekolahnya sudah sadar mekna penjas itu, bahwa penjas beda sekali dengan olahraga.
  5. Untuk masalah ini, memang itu terjadi bahwa guru penjas itu kadangkala suka berbisnis dalam pembelajarannya. Tetapi tidak semua guru penjas melakukan perbuatan itu. Mungkin guru penjas melakukannya akibat perekonomiannya kurang baik atau terpaksa sekali. Tetapi guru mata pelajaran yan glain juga sering berbisnis seperti ini, misalkan beli buku/LKS, praktik atau dan lain sebagainya. Jadi untuk masalah ini dibutuhkan guru yang berkualitas baik dalam pengetahuan ataupun moral.
  6. Seperti yang tadi disinggung, bahwa penjas itu beda sekali dengan olahraga bahwa makna penjas lebih luas dari pada olahraga, guru mata pelajaran lain belum faham dan sadar bahwa kegiatan penjas itu bukan sekedar olahraga sematai melainkan menyangkut semua kegiatan/aktivitas yang berhubungan dengan jasmani yang nantinya akan berguna bagi orang tersebut di kehidupan sehari-hari.jadi guru penjas itu tidak sekedar meniup peluit duduk santai saja, melainkan guru penjas itu memberikan pembelajaran mengenai aktivitas jasmani yang akan berguna bagi siswanya.
  7. Untuk masalah ini, guru penjas sering kesulitan untuk menyusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Standar, menganalisis data, penilaian dan lain sebagainya, mungkin masalah ini bukan karena guru penjas itu tidak mengerti ataupun bodoh, tetapai mungkin saja guru penjas itu sedikit malas. Tetapi tidak sedikit guru penjas yang mampu memecahkan permasalahan ini, dan berkualitas di bidang ini terutama guru penjas sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar