Memiliki tubuh yang proporsional merupakan
dambaan setiap orang. Karena apabila tubuh kita proporsional maka mau
beraktivitas apa saja bisa dilakukan, mau naik sepeda, mau main sepak bola, itu
semua bisa dilakukan dengan mudah tanpa ada hambatan yang berarti. Memiliki
tubuh proporsional juga bisa meningkatkan rasa percaya diri trhadap penampilan.
Tetapi untuk memiliki tubuh yang proporsional itu sangat sulit sekali, terutama
dalam menjaga pola makan, kegiatan sehari-hari, ataupun mengelola gangguan
psikologi seperti stress dan lain sebagainya. Terkadang orang yang suka makan dan
jarang beraktivitas jasmani maka orang itu lama kelamaan akan mengalami penyakit
obesitas.
Gejala Obesitas
Obesitas terjadi karena penimbunan
lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan
di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernapasan
dan sesak napas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.
Gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya
pernapasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita
sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik,
termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah
pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan
kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif
lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak
dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.
Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di
daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Penyebab Obesitas
Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut:
- Faktor Hereditas atau Keturunan
Sepasang suami istri, dan keduanya memiliki badan yang besar, maka kemungkinan
anaknya juga beresiko gemuk kalau si anak tersebut tidak pandai-pandai dalam
mengatur makanan dan pola hidup. Karena pembawaan sifat dari kedua orang tuanya
yang gemuk, kemudian diurunkan kepada anaknya. Tetapi tidak semua orang apabila
kedua orang tuanya gemuk maka anaknya pun akan gemuk, itu semua tergantung dari
dari kebiasan dan pola hidup anak tersebut.
- Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh sekali terhadap terjadinya obesitas, Lingkungan
meliputi kebiasaan makan, kebiasaan beraktivitas dan berolahraga. Apabila
seseorang yang suka makan banyak dan suka makan di tengah malam ditambah lagi
jarang berolahraga, maka besar kemungkinan orang itu akan mengalami obesitas
karena tidak sebanding antara pemasukan makanan dengan kebutuhan energi yang
diperlukan sehingga makanan tadi menjadi lemak dan terus menerus menjadi lemak
semakin tebal, mulai dari di bawah perukaan kulit hingga menjalar ke
organ-orrgan dan pembuluh darah sehingga terjadilah obesitas.
- Faktor Psikis
Faktor psikis juga bisa menyebabkan obesitas, seperti orang yang terganggu
jiwanya stress banyak pikiran dan lain sebagainya, sehingga pelampiasannya pada
makan hingga tidak teratur dan tak terkendalikan, akibatnya orang itu bisa
mengalami obesitas
Dampak Fisik dan Psikis
Obesitas merupakan penyakit yang
sangat berbahaya, bukan hanya kelebihat berat badan saja atau tidak bisa
bergerak cepat, obesitas bisa memicu penyakit yang lainnya seperti diabetes, hipertensi, stroke, serangan jantung, gagal jantung,
kanker,
batu kandung empedu, batu
kandung kemih, gout,
artritis gout, osteoartritis,
tidur apneu, sindroma pickwickian, dan
penyakit lainnya. Oleh karena itu jangan anggap remeh penyakit obesitas itu,
karena selain memicu penyakit yang di atas obesitas juga berdampak pada kondisi
psikis.
Orang yang mengalami obesitas cendrung mengalami gangguan psikis yang
diakibatkan oleh penyakit itu sendiri, diantaranya: orang itu dikarenakan badannya
gemuk sekali sehingga jarang sekali bermain dengan orang lain atau bersosialisasi,
yang akibatnya orang itu menjadi terasingkan, minder dan kurang percaya diri
ini merupakan dampak negatif yang sangat besar, tetapi adakala obesitas itu
bisa berdampak positif contohnya orang itu menjadi penyabar dikarenakan sudah
tahan dan terbiasa dengan ejekan orang lain terhadap dirinya sehinga dia
menjadi orang penyabar. Tetapi kalau dilihat dari dampak negatif dan positifnya
dampak negatif lebih banyak yang cendrung sangat merugikan sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar