Senin, 13 Juni 2016

Keyakinan dalam Berdoa

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang mana atas karunia dan rahmat-Nya lah penulis bisa menyelesaikan artikel ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpah kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kepada para sahabatnya, keluarganya, tabiin dan atbaut tabiin, serta sampailah kepada kita semua yang senantiasa terus berjuang dalam mengikuti jejak langkah mereka. Penulis menulis artikel ini tujuannya adalah untuk fastabiqul khairat (berlomba-lombalah dalam kebaikan), yang dalam kesempatan ini penulis menulis artikel  yang bertema kan tentang keyakinan dalam berdoa.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 186
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ
Artinya:
Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat.
Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa Allah itu dekat dengan hambanya. Dikarenakan dekat maka dalam berdoa tidak perlu keras-keras atau pun teriak karena Allah sudah menegaskan bahwa Dia dekat dengan hambanya. Allah maha mendengar, bahkan Allah juga mengetahui isi hati manusia. Sesuai dengan firmannya dalam surat Ali Imran ayat 119
إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Artinya:
Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala isi hati.
Dengan firman Allah tersebut di atas, maka kaitannya dalam berdoa adalah sekecil apapun doa yang kita panjatkan kepada Allah, maka Allah akan mengetahuinya.
Kemudian yang kedua, dikarenakan Allah dekat dengan hambanya, maka dalam berdoa juga tidak boleh menggunakan perantara. Kalau Allah sudah dekat dengan hambanya, maka kita langsung saja berdoa atau memohon kepadanya. Kenapa harus menggunakan perantara, toh Allah sendiri sudah menegaskan bahwa Dia itu dekat dengan hambanya. Hal ini diperjelas dengan firmannya dalam surat Al-Mumin ayat 60
 ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Artinya:
Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan bagimu.
Ayat di atas menjelaskan bahwa, Allah sendirilah yang menyuruh kepada hambanya untuk berdoa secara langsung kepada-Nya tanpa perantara. Kalau kita berdoa menggunakan perantara, apa bedanya dengan orang-orang yang menyembah berhala.
Ketika Nabi musa pergi ke gunung Sinai (Thursina), untuk menerima wahyu dari Allah. Nabi Musa menyuruh kepada kaumnya (Bani Israil) untuk menunggunya, dan dia berjanji akan kembali kepada kaumnya kalau sudah menerima wahyu. Setelah sekian lama Nabi Musa tidak kembali, Bani Israil mulai resah, kemudian muncullah seorang dari golongan mereka yang berusaha untuk memimpin Bani Israil namanya Samiri. Samiri merupakan seorang tukang sihir dan pandai dalam membuat patung. Kemudian Samiri pun membuat patung anak sapi, yang kemudian hari patung anak sapi tersebut disembah oleh bani israil. Kaum bani israil mereka tahu bahwa tuhan itu Allah, tetapi dikarenakan rusaknya akidah mereka sehingga mereka menyembah dan berdoa kepada berhala. Padahal berhala tersebut tidak bisa apa-apa.
Melihat kisah dari kaum Nabi Musa di atas, maka bisa dikaji antara orang yang berdoa dengan menggunakan perantara tidak jauh beda dengan orang yang menyembah berhala. Sedangkan menyembah berhala itu merupakan syirik, dan syirik termasuk kepada dosa yang sangat besar dan tidak akan diampuni oleh Allah SWT.
Kemudian lanjutan dari surat Al-Baqarah ayat 186
أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
Artinya:
Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku.
Apa maksud dari ayat ini?
Alah hanya akan mengabulkan doa apabila hamba tersebut berdoa kepada-Ku atau dengan kata lain Allah telah menutup semua pintu untuk terkabulnya doa kecuali hamba tersebut memohon kepada Allah saja.
Kemudian lanjutannya lagi surat Al Baqarah ayat 186
فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya:
Maka hendaklah mereka itu memenuhi (semua perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, supaya mereka berada dalam kebenaran.
Ayat tersebut di atas menjawab semua pertanyaan atau kegelisahan orang-orang yang doanya belum dikabulkan. Seberapa banyak doa yang telah engkau panjatkan?, dan seberapa sering doa yang engkau ulang tetapi doa tersebut tak kunjung-kunjung. Ayat di atas menjelaskan jika kita menginginkan doa kita terkabul, maka kita harus memenuhi segala perintah Allah. Jika kita memenuhi segala perintah-Nya maka kita akan dekat dengan Allah. Apabila kita dekat dengan Allah maka doa apapun yang kita panjatkan selama itu baik dan kita percaya kepada Allah maka doa tersebut pasti akan dikabulkan. Dan apabila kita menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya maka kita termasuk ke dalam orang yang rasyid atau orang yang akan selalu diberi petunjuk sehingga kita akan terus berada di jalan Allah.

Wallahu a'lam bish-shawab
Assalamualaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar